AS Tuntut Bea Masuk 0%, Sri Mulyani Waspada Dampaknya pada Produk Lokal

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dampak perjanjian perdagangan timbal balik antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terhadap daya saing produk lokal.

Sri Mulyani mengatakan harga komoditas seperti minyak dan gas serta produk pangan berpotensi anjlok akibat tuntutan AS atas bea masuk 0%.

“Impor dengan tarif 0% untuk produk AS diperkirakan akan menurunkan harga minyak, gas, dan produk pangan Indonesia,” kata Sri Mulyani, seperti dikutip Rabu (30 Juli 2025).

Perjanjian perdagangan timbal balik tersebut menjadi dasar bagi AS untuk menurunkan bea masuk timbal balik atas barang-barang Indonesia dari 32% menjadi 19%. Dalam perjanjian ini, Indonesia sepakat untuk memberikan fasilitas bea masuk 0% atas barang impor dari AS.

Lebih lanjut, Indonesia juga berkomitmen untuk mengimpor minyak dan LPG senilai US$15 miliar dari AS, produk pertanian senilai US$4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing senilai US$3,2 miliar.

Sri Mulyani juga meyakini bahwa proses negosiasi yang menghasilkan penurunan bea masuk menjadi 19% telah memberikan kepastian bagi beberapa eksportir domestik, terutama di sektor tekstil, alas kaki, dan furnitur. Dengan kesepakatan ini, ekspor produk Indonesia ke AS diperkirakan akan tetap stabil.

Ia meyakini perjanjian perdagangan Indonesia-AS juga memberikan momentum untuk mempercepat deregulasi kebijakan. Dalam hal ini, pemerintah akan terus memantau potensi dampak limpahan yang dapat merugikan perekonomian nasional. “Perkembangan risiko limpahan perlu diwaspadai secara ketat,” ujarnya.

Sri Mulyani menambahkan bahwa kinerja sektor manufaktur yang masih lesu juga perlu dicermati. PMI Manufaktur pada Juni 2025 terkontraksi menjadi 46,9. Sektor ini merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong kinerja ekspor.

Post Comment

Translate »