Inflasi dan Pajak Tinggi Membuat Harga Mobil Baru Semakin Tak Terjangkau
Penjualan mobil baru di Indonesia diperkirakan akan menurun signifikan pada tahun 2025. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan mobil ritel Januari hingga Juni 2025 mencapai 390.467 unit, turun 9,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 432.453 unit.
Fenomena ini sejalan dengan menyusutnya kelas menengah. Menurut data PwC Indonesia, kelas menengah telah menurun sebanyak 9,48 juta orang selama lima tahun terakhir. Hal ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama untuk kendaraan roda empat.
“Penurunan jumlah kelas menengah, ditambah dengan faktor-faktor seperti suku bunga tinggi, inflasi, dan beban pajak kendaraan, membuat harga mobil kelas menengah menjadi kurang terjangkau,” ujar Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknoolgi Bandung (ITB) kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
Misalnya, model mobil seperti Daihatsu Sigra, Honda Brio, dan Toyota Avanza, yang sebelumnya menjadi favorit di segmen mobil terjangkau, mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
Daihatsu Sigra, misalnya, mencatat penurunan penjualan sebesar 32,7 persen pada paruh pertama tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pasar sepeda motor terus menunjukkan ketahanan. Sepeda motor tetap menjadi pilihan utama bagi kelas menengah ke bawah karena harganya yang lebih terjangkau, biaya operasional yang rendah, dan fleksibilitasnya. Hal ini membuat pasar sepeda motor entry-level tetap kuat, bahkan di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Post Comment